SINGLE ATAU JOMBLO?
Bulan Juli yang lalu, saya bertemu dengan seorang “mahkluk langka” atau manusia yang tergolong “limited edition.” Saya berani mengatakan hal ini karena di negara saya, sosok-sosok seperti beliau jumlahnya bisa dihitung dengan menggunakan jari kaki. Tokoh yang saya maksudkan tersebut memiliki inisial PNS. Jika inisial itu dijabarkan, maka inisial itu akan berubah menjadi Paulus Nasib Suroto. Beliau adalah seorang imam Katolik (romo, pastor) sekaligus tentara aktif, anggota TNI AU berpangkat Letnan Dua. Beliau awalnya adalah seorang romo dari Keuskupan Malang yang kemudian diizinkan dan bahkan didukung oleh uskupnya untuk menjalani pendidikan militer sebagai seorang tentara. Setelah selesai menjalani gemblengan militer, dengan “status ganda” tadi, beliau dipekerjakan di Ordinariatus Castrensis Indonesia (Keuskupan TNI-Polri) dan saat ini beliau bertugas di Pangkalan Udara Sulaiman Bandung, di bagian pembinaan mental. Hal-hal yang saya kutip ini hanyalah cuplikan dari sharing yang mewarnai perjumpaan saya dengan Romo Nasib alias Letda Nasib.
Beberapa hari yang lalu, secara tidak sengaja, saya menemukan dan mengikuti akun instagram beliau. Di sana saya melihat beberapa foto koleksinya. Di antara foto-foto itu, ada sebuah foto yang inspiratif, yang saya pasang sebagai ilustrasi tulisan ini. Anda bisa melihat, di sana tampak seorang tentara yang tidak menikah (karena dia adalah imam Katolik) yang bernama Nasib, membawa HP yang memuat tulisan: Single itu Prinsip, Jomblo itu Nasib. Saya rasa, jika anda memahami latar belakang kehidupan si pemegang HP dan memahami isi tulisan di HPnya, hampir pasti ada kesan tersendiri, seperti yang saya rasakan.
SINGLE ITU PRINSIP, JOMBLO ITU NASIB ! Kata-kata ini sungguh menggelitik pikiran saya. Terus terang, jika saya pikir, baik single maupun jomblo sebenarnya menunjuk kepada suatu kenyataan yang sama, yaitu tentang seseorang yang tidak memiliki pasangan. Meskipun demikian, ada perbedaan “nilai rasa” dalam pemaknaannya. Single terasa memiliki makna lebih baik daripada jomblo (sebab dari sudut pandang bahasa, istilah single memiliki makna amelioratif sedangkan istilah jomblo memiliki makna peyoratif). Meskipun demikian, dalam kenyataan, keduanya hampir tak bisa dibedakan. Sambil meresapkan perbedaan istilah ini, saya merenungkan kutipan sabda dari Mat 19: 3-12, sekaligus berusaha mengecap makna, “Ada orang yang tak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya (inilah orang-orang yang BERNASIB MALANG);
Ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain (inilah orang-orang yang MENYERAH KEPADA NASIB);
Ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri demi sebuah tujuan yang lebih mulia (di dalam teks dikatakan demi Kerajaan Surga) (inilah orang-orang yang MENANG SETELAH MENGADU NASIB karena berhasil MENGUBAH NASIB MENJADI PRINSIP).
Ehm…ehm…ingat: SINGLE ITU PRINSIP, JOMBLO ITU NASIB !
Di mana posisimu? Maukah kamu MENGADU NASIB supaya bisa MENGUBAH NASIB MENJADI PRINSIP?
Moin OCD