KOMISARIAT OCD INDONESIA MENGUCAPKANSELAMAT PESTA PASKAH 2020

“Misteri Selamat Pagi

Kisah ini, terinspirasi pada Salam khas seorang Misionaris CMF (Klaretian), namanya Padre Jose Miguel Celma. Beliau pernah menjadi Dosen Kitab Suci di Fakultas Filsafat Agama Unwira-Kupang. Biasanya, pada hari raya Paskah , ia mengunjungi mahasiswa-mahasiswanya di setiap komunitas dengan salam khasnya: SELAMAT PAGI. Semacam sintesis atau ringkasan dari ilmu tafsir seluruh isi Alkitab. Kami paham, bersamanya kami terlebur dalam Suka cita Paskah. Mulai dari Penyaliban, Kematian dan Kebangkitan. Cerita Selamat Pagi itu, kini dalam hening, secara personal, saya ingin menuturkannya lagi, dan lagi Selamat Pagi itu cocok diucapkan ke Rumah-Rumah Umat, bahwa Yesus yang bangkit dari alam maut, menampakkan Diri kepada setiap keluarga, yang kendatiun pintu rumahnya tertutup karena Pandemi Covid-19 namun geliat iman akan Tuhan yang Bangkit selalu berkobar-kobar di hati mereka. Semoga demikian. Dan jika demikian, layaklah Selamat Pagi menjadi Pesan Kebangkitan sekaligus kehidupan kekal.

Dua suku kata ini: Selamat dan Pagi menjadi sapaan pembuka sejak kita membuka mata dan mulut untuk melihat alam semesta dan berbicara dengannya sebagai saudara dan saudari termasuk kepada orang-orang yang kita jumpai.

Selamat Pagi membuka sebuah ruangan kehidupan. Ucapan Selamat Pagi untuk orang Indonesia: Selamat : luput dari, pujian kepada. Dalam bahasa Inggris: Good morning : Pagi yang baik. Dalam bahasa-bahasa postlatin: Buon giorno (Itali): buenos dias (Spanyol) memiliki arti yang sama yaitu Pagi yang baik.

Ucapan Selamat Pagi dalam bahasa manapun memiliki pesan positif yaitu kegelapan Malam telah dilalui dan kehidupan Baru akan dimulai dengan baik dan aman.

Cerita tentang Yesus yang bangkit pagi-pagi buta pernah ditanggapi dengan interpretasi antara kenyataan dan fiksi oleh para MuridNya tidak mengurangi esensi Pagi sebagai waktu mulainya sebuah kehidupan. Toh pada akhirnya semua murid menjadi percaya pada kebangkitan setelah Yesus menampakan diri di berbagai kesempatan.

Kurang Lebih 96 ayat dalam Kitab Suci yang berbicara tentang Pagi. Mulai dari Perjanjian Lama Sampai Perjanjian Baru kata Pagi-pagi menjadi pengantar kegiatan dan media perjumpaan antara Manusia dan Tuhan dan manusia dengan sesamanya.

Pagi-pagi membuka dimensi baru dalam melihat dan mengalami kehidupan. Pagi-pagi menjadi penentu tiga kebajikan teologis: iman , harap dan kasih . Mengapa begitu pentingnya Pagi? Bukankah ini adalah siklus peredaran waktu nomal?

Ini lebih dari kenyataan. Pagi-pagi bukan Hanya menstimulus nafsu survive tetapi menjadi kompas relasi vertikal dengan Tuhan dan horisontal dengan sesama. Dengan demikian Malam yang gelap pun menjadi penentu sikap moral dan teologis di pagi hari. Kurangnya Iman dapat mengakibatkan keraguan atau ketidakpercayaan (sebagaimana dalam ateisme dan agnostisisme:penghujatan atau murtad). Demikian pun kurangnya harapan dapat mengakibatkan sikap sinis atau putus asa. Dan yang terakhir kurangnya kasih dapat mengakibatkan kebencian, kemarahan atau ketidakpedulian.

Selamat Pagi ternyata erat kaitan dengan kebiasaan di Malam hari. Pada Malam Perjamuan Terakhir, Yudas Iskariot yang mengatakan bukan Aku yang Rabi? Justru tidur dalam rancangan pengkhianatan seharga 30 keping perak. Keesokan harinya tragedi kemanusiaan Yesus menjadi kisah paling memiluhkan sepanjang abad. Juga Petrus yang kelihatan patriotik pada Malam hari justru di Pagi hari sebelum ayam berkokok Ia telah tiga kali menyangkal Yesus.

Malam seakan mencekam dan hanya memberi Mimpi buruk bagi seorang peziarah. Tentu tidak. Seorang mistikus Katolik abad pertengahan bernama Santo Yohanes dari Salib (bapa pendiri biara OCD) menuliskan pengalaman rohaninya dalam Buku Noche Oscura (Malam Gelap). Menurutnya, dalam Malam Gelap ada dua sikap manusia dalam menentukan arah ziarahnya, sikap pasif dan sikap aktif. Yang aktif menyangkut usaha pemurnian nafsu-nafsu, sedangkan sikap pasif menyangkut iman, harap dan kasih. Malam menjadi tak beraturan jika nafsu-nafsu tak tertata baik. Jika nafsu-nafsu yang tak beraturan tidak diistirahatkan (sleep of faculty:tidur indra-indra) maka: Pagi-pagi menjadi hari-hari penuh kegalauan, ketegangan nafsu liar dan serakah, egoisme yang kian akut,. Singkatnya manusia menjadi Homo homoni lupus (manusia menjadi serigala bagi sesamanya).
Sebaliknya, jika di Malam hari indra-indra bergerak sesuai nilai dan tujuannya dalam keteraturan, maka sikap batin menjadi cerah berkilauan melampaui cahaya mentari itu sendiri.

Selamat Pagi kini menjadi berarti karena Kebangkitan Tuhan terjadi di Pagi hari. Yesus mempertegas dimensi waktu Pagi sebagai permulaan hidup Baru dan abadi. Asalkan Manusia membuka mata dengan selebarnya dan tidak melek terhadap keagungan Tuhan, ia akan melihat hal-hal ajaib dan Agung dari-Nya. Dan asalkan manusia memulai hidup dengan sapaan Selamat pagi dengan daya batin yang Ilahi maka suaranya dapat memecahkan kesunyian pagi dan memantulkan suara penuh daya hidup, memberi sukacita dan ketenangan batin.

Selamat Pagi. Kristus telah bangkit. Kita pun harus bangkit. Biarkanlah godaan Malam yang mengenakkan indra dan menguras energi positif kita lenyap bersama pekatnya Malam. Biarkanlah desahan Malam yang mengganggu tutur kata kita dan merusak citra diri, kita matikan bersama impian Malam yang nan hampa.

Kini, di Pagi ini. Perkuatkanlah iman kita. Nyalakan pelita harapan kita dan tuluskanlah sikap kasih kita kepada siapa saja.. La vita é bella: hidup itu indah!. Seindah pagi ini di Kota Kupang.

Selamat Pagi dan Salam Kebangkitan.
P Abdul Ocd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *