“KEHENINGAN”

KEHENINGAN KASIH

Kita mengatakan bahwa kita tidak bisa berdoa. Bahwa Yesus sungguh tidak hadir dalam diri kita. Namun … kita harus tetap berdiam dalam keheningan. Ketika seseorang benar-benar berdiam diri dalam keheningan, maka dia sedang berjuang menjadi suci. Kesucian seperti yang didambakan Nabi Elia di Gunung Karmel setelah bertarung melawan nabi-nabi Baal.

TUHAN BERBICARA DALAM KEHENINGAN

Dalam keheningan hati Tuhan berbicara dan inilah saatnya Ia akan berbicara kepada kita. Agar dapat mendengarkan Tuhan, kita harus menjadi seperti anak kecil. Belajarlah mengabdi secara lebih sempurna seperti St. Thérèse dari Kanak-Kanak Yesus & Wajah Kudus (dikenal sebagai St. Thérèse dari Lisieux, 1873–1897). Dia memahami Injil dengan sangat baik. Dia menyadari bahwa dia harus menjadi seperti anak kecil. Belajarlah dari kehidupannya maka kita akan menemukan bahwa tidak ada yang benar-benar istimewa dan luar biasa, selain KESETIAAN DALAM HAL-HAL KECIL DENGAN CINTA YANG BESAR; kesetiaan itu untuk berdiam dalam keheningan.

MENDENGAR SUARA TUHAN

MENDENGARKAN adalah awal dari DOA, dan yang kita dengarkan adalah SUARA TUHAN, Tuhan yang tidak bisa berbohong atau dibohongi. Dalam keheningan hati Tuhan berbicara; biarkan Tuhan memenuhi hati kita, maka hanya kita yang berbicara. Seringkali kita mengucapkan kata-kata yang tidak menunjukkan rasa kasih, bahkan kata-kata yang keras. Kata-kata itu datang dari kita, dari hati kita, bukan dari Tuhan yang berbicara melalui kita. Mengapa? Karena kita tidak mendengarkan Tuhan. Jika kita ingin tahu seberapa besar kita mencintai Yesus, tidak perlu meminta orang lain untuk memberi tahu kita; kita semua bahkan sudah cukup umur. Dalam ketulusan hati, kita akan mengetahuinya sendiri, jika kita mau berlatih berdiam diri dalam keheningan. Cobalah menyendiri. Cobalah untuk menjaga keheningan yang sangat dalam untuk menghilangkan kepahitan atau kebencian.

PENUH KEHENINGAN

Pentingnya pesatuan dengan Tuhan. Kita harus diliputi keheningan, karena dalam keheningan hati, Tuhan berbicara. Hati yang KOSONG akan dipenuhi oleh Tuhan. Bahkan Tuhan yang Mahakuasa tidak akan mengisi hati yang PENUH dengan kesombongan, kepahitan, kecemburuan. Selama kita masih terikat pada hal-hal tersebut, Tuhan tidak mungkin memenuhinya. Keheningan hati, bukan hanya dari mulut – itu juga perlu – tetapi lebih dari itu, keheningan pikiran, keheningan mata, keheningan sentuhan. Maka kita dapat mendengarkan Dia di mana-mana: pada waktu menutup pintu, pada waktu orang membutuhkanmu, pada waktu burung-burung bernyanyi dan bunga-bunga bermekaran, – itulah keheningan yang menakjubkan dan terpuji. Mengapa? Karena Tuhan ada di mana-mana dan kita dapat melihat dan mendengar Dia. Burung gagak pun memuji Tuhan – karena kita bisa mendengar suaranya dengan baik – meski suaranya terdengar buruk; bahkan kita bisa melihat dan mendengar Tuhan melalui suara burung gagak sambil berdoa memuji-Nya, akan tetapi kita tidak mungkin melihat dan mendengar-Nya, jika hati kita tidak bersih, sekalipun burung pipit berkicau dengan merdu.

MENYEPI BERSAMA YESUS

Kita seyogyanya menghabiskan waktu sendirian bersama Yesus. Apa artinya sendirian bersama Yesus? Itu tidak berarti duduk sendirian dengan pikiran kita sendiri. Tidak, tetapi bahkan di tengah-tengah pekerjaan dan keramaian, kita menyadari kehadiran-Nya. Itu berarti bahwa kita tahu bahwa Dia dekat dengan kita, bahwa Dia mengasihi kita, bahwa kita sangat berharga bagi-Nya. Dia telah memanggil kita dan kita milik-Nya. Jika kita tahu itu, kita akan baik-baik saja di mana saja kita berada; kita akan dapat menghadapi kegagalan, penghinaan, penderitaan apa pun, jika kita secara pribadi MENYADARI CINTA YESUS UNTUK KITA DAN CINTA KITA UNTUK-NYA (Rm 8: 35, 38). Jika tidak, kita akan begitu sibuk dengan hal-hal yang tidak penting sehingga perlahan-lahan kita akan menjadi pribadi yang gagal.

KEBUTUHAN AKAN KEHENINGAN

Keheningan hati – jika kita tidak memiliki keheningan itu, kita dapat mengucapkan banyak doa tetapi itu tidak akan datang dari hati kita. Kita membutuhkan keheningan batin itu, kemurnian … kasih yang tak terbagi untuk Kristus sebelum kita dapat berikan kepada sesama kita … Siapa pun di dunia ini pasti sering mencari dan membutuhkan keheningan. Kita bisa memperoleh KEHENINGAN itu hanya melalui KEMURNIAN HATI dan PENGORBANAN.

PENGAMPUNAN MENJADI KEHENINGAN

TAK ADA KEHENINGAN HATI TANPA ADANYA PENGAMPUNAN; pengampunan dari pengalaman pahit yang tak bisa dilupakan. Kita hanya cenderung menyibukkan diri dengan hal tersebut — maka kita tidak mungkin bisa mendengarkan Tuhan … Bagaimana kita bisa mendengar apa yang Tuhan katakan jika masih ada sesuatu yang tersimpan di dalam hati?

TANDA KESATUAN DENGAN TUHAN

Kita harus berdoa, kita harus benar-benar membawa Bunda Maria ke dalam hidup kita sepenuhnya karena dialah yang mengajar kita bagaimana menemukan Yesus. Dan bagaimana dia menemukan Yesus? Dengan menjadi HAMBA TUHAN. Dia terkejut ketika dia dipanggil “yang penuh rahmat” (Bdk. Luk 1:28). Dia tidak mengerti, tetapi dia mengerti dengan indah ketika dia berkata, “Aku ini hamba Tuhan” (Bdk. Luk 1:38), dan dia tetap seperti itu. Dia bisa saja [berbicara], tetapi dia bahkan tidak memberi tahu hal itu kepada St. Josef. Kasihan, St. Yosef tidak mengetahuinya sampai akhir. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa, hamba yang hanya berdiam dalam KEHENINGAN demi KETAATAN dan KERENDAHAN HATI. Mengapa? Karena Tuhan ingin berbicara di dalam keheningan hati kita. Dan Bunda Maria tahu keheningan itu dan karena dia tahu keheningan itu, dia dapat mencintai dari kepenuhan hatinya.

Keheningan adalah tanda kesatuan kita dengan Kristus, penyerahan kita kepada-Nya, tentang keberadaan kita sepenuhnya, dan agar panggilan semakin bertumbuh, kita harus mengajarkan keheningan. Karena … KITA BUTUH KEHENINGAN UNTUK MULAI BELAJAR BERDOA. Kaum muda zaman ini ingin belajar berdoa, bukan dalam kebisingan tetapi dalam keheningan hati mereka, mengajarkan mereka mendengar suara itu, mendengar Tuhan di dalam hati mereka. Jadi mereka ingin melihat apa keheningan kita. Mereka harus belajar keheningan ini dengan mencontohi kita, berdoa bersama kita dan seperti yang kita ketahui, keheningan tidak dapat dipelajari tetapi DIPRAKTEKKAN. Sangat indah. Mereka yang benar-benar bersatu di dalam Yesus akan memahami bahwa “Aku berharga bagi Yesus, aku adalah milik Yesus.”

APAKAH KITA MENYEDIAKAN WAKTU?

HARI INI dan DI SINI Tuhan terus memanggil – Anda dan saya – tetapi apakah kita mendengarkan? “Aku telah memilih kamu — kamu belum memilih Aku” (Bdk. Yoh. 15:16). Sudahkah kita mendengar Suara-Nya dalam keheningan hati kita? Apakah kita menyediakan waktu untuk “diamlah dan ketahuilah bahwa Akulah Tuhan?” (Mzm 46:10). Karena Tuhan tidak dapat didengar di tengah-tengah kebisingan dan gemuruh dunia. Apakah kita menyediakan waktu untuk berdoa di zaman kita? Apakah kita cukup mencintai-Nya sehingga mau mendengarkan panggilan-Nya untuk melepaskan segalanya dan mengikuti-Nya dalam kebebasan kemiskinan, dengan cinta tak terbagi dalam kesucian, melalui penyerahan total dalam kepatuhan? Dari Salib, Yesus berseru, “Aku haus” (Yoh 19:28). Kehausannya adalah jiwa – bahkan ketika Dia tergantung di sana – yang sekarat, sendirian, dibenci. Siapa yang akan membawa jiwa-jiwa itu kepada-Nya untuk memuaskan dahaga Tuhan yang tak terbatas yang mati karena cinta? Bisakah Anda dan saya terus berdiri, hanya menjadi penonton? Atau melewatkannya tanpa melakukan apa pun?

“Saya akan menjaga keheningan hati dengan perhatian yang lebih besar sehingga dalam keheningan hati, saya mendengar kata-kata penghiburan-Nya dan dari kepenuhan hati, saya menghibur Yesus dalam penyamaran menyedihkan orang yang miskin.”

Bunda Maria merenungkan kata-kata-Nya di dalam hatinya … Kita juga seperti dia harus belajar keheningan yang akan memungkinkan kita untuk merenungkan kata-kata-Nya di hati kita dan bertumbuh dalam kasih. Kita tidak dapat mengasihi atau melayani kecuali kita belajar untuk merenungkan dalam hati kita.

Pengetahuan tentang Kristus di dalam kemiskinan-Nya akan menuntun kita pada kasih-Nya secara pribadi. Hanya cinta ini yang bisa menjadi cahaya dan kegembiraan kita dengan saling melayani penuh sukacita.

Semuanya ini dimulai dengan doa yang lahir dari dan dalam keheningan hati kita. Kita dapat membagikan pengalaman kita sendiri tentang kebutuhan akan berdoa, dan bagaimana kita menemukan doa, dan apa hasil dari doa dalam hidup kita sendiri. Jika kita lapar untuk mendengarkan suara Tuhan, kita akan mendengar. Untuk mendengar, kita harus menghentikan semua hal lainnya.

Amlapura, 15 Mei 2020

RP. YONIS TORAS, OCD

(Penerjemah dan Penafsir: Yonis Toras, OCD dari buku [MOTHER TERESA, ‘WHERE THERE IS LOVE, THERE IS GOD,’ A Path to Closer Union with God and Greater Love for Others, pp. 18-22, Compiled and Edited by Brian Kolodiejchuk, M.C, Doubleday: New York]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.