NILAI ROHANI KERJA
(Belajar dari St. Yosef Pekerja)

Oleh: Pater Rony, OCD
Kerja merupakan aktivitas terbesar manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena begitu pentingnya kerja maka manusia dijuluki “homo faber” (manusia pekerja). Kerja yang dilakukan baik perseorangan maupun kelompok sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan sosial. Dewasa ini tingkat kesejahteraan itu diukur berdasarkan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan setiap hari.
Dalam diri Santo Yosef, pekerjaan tangan mendapat nilai rohaninya. Kerja meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah dan memungkinkan manusia turut serta dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah. Atas dasar inilah Gereja pada masa kepemimpinan Paus Pius XII menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Raya Santo Yosef Pekerja, sekaligus menetapkannya sebagai Hari Buruh. Santo Yosef selanjutnya diangkat sebagai pelindung para karyawan dan buruh yang bekerja setiap hari memenuhi kebutuhan banyak orang maupun kebutuhannya sehari-hari.
Aspek Rohani Kerja
Manusia dapat hidup dan berkembang karena daya roh. Ketergantungan pada daya roh memperlihatkan bahwa manusia adalah makhluk rohani. Kata rohani berasal dari kata “ruah” (Ibrani) yang berarti nafas. Daya hidup dan pertumbuhan manusia selalu dihubungkan dengan nafas yang ada dalam tubuhnya.
Nafas yang ada dalam dirinya adalah pemberian yang Kuasa. Pemberian itu hanya bisa disyukuri melalui relasi personal dengan “Sang Pemberi”. Kesadaran manusia membangun relasi dengan Sang Pemberi hidup merupakan ungkapan religiusnya yang mewarnai aksi, reaksi dan keputusan-keputusannya yang terdalam. Disinilah letak makna spiritualitas yang dihayati sebagai pengalaman dan sikap dasar praktis orang beriman. Dasar praktis hidup keimanan setiap pribadi dan aneka bentuk spiritualitas dijiwai oleh Roh (Latin: spiritus) yaitu Kristus sebagaimana yang diterangkan dalam Injil. Oleh karena itu pekerjaan kita baik lahir maupun batin merupakan usaha untuk berjumpa dengan kenyataan bahwa Allah ada dan kita selalu berhubungan dengan-Nya. Seluruh diri kita dan apa yang kita lakukan seluruhnya bersifat rohani. Daya cipta adalah anugerah Allah kepada setiap orang. Daya cipta adalah sumber segala sesuatu yang menyegarkan dan menghidupkan kita.
Kalau daya cipta merupakan anugerah cuma-cuma dari Allah maka kerja dapat dimaknai sebagai segala usaha yang membutuhkan disiplin. Disiplin untuk membuat diri dan lingkungan kita bersekutu dengan Allah dan untuk menjelmakan Roh Allah di dalam dunia melalui setiap daya upaya (dibayar atau tidak dibayar) yang kita tunaikan. Upaya yang dimaksud tidak lain sebagai usaha menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik, semakin menyerupai cara Allah mengupayakan segala sesuatu.
Menghargai dan Menekuni Profesi
Apabila kerja merupakan partisipasi dalam karya Allah untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, maka penghargaan dan ketekunan pada profesi tertentu tetap dijunjung tinggi. Nilai rohani kerja menghantar seorang pekerja untuk melaksanakan profesinya dengan penuh tanggung jawab. Karena itu pengenalan dan pemahaman akan profesionalitas harus dimiliki oleh pekerja agar dirinya tidak terjebak dalam rutinitas kerja dan menjeratnya dalam perangkap pecandu kerja. Dari sebab itu seorang pekerja yang handal harus dibekali dengan pengetahuan untuk menjadi pekerja profesional. Adapun ciri-ciri pekerja profesional yakni pribadi yang berketerampilan tinggi dan memiliki pengetahun teoretis dan sistematis. Selain itu jasa dan pelayanan yang diberikan seorang pekerja profesional selalu berorientasi pada kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan berpegang teguh pada kode etik profesi yang dihayati ketika sedang melakukan pekerjaan tertentu. Untuk itu uang, promosi jabatan dan kehormatan bukan tujuan melainkan lambang prestasi kerja sebagai balas jasa.
Penutup
Kalau setiap pekerja menghayati dan mengamalkan nilai rohani kerja berdasarkan pengalaman hidup St. Yosef Pekerja, maka pekerjaan apa pun bentuknya bukanlah sesuatu yang hina melainkan sarana pengembangan diri sebagai bentuk keterlibatan dalam karya penciptaan Allah. Benar bahwa setiap orang yang bekerja patut mendapat imbalan berupa uang. Namun uang bukan segalanya. Profesionalitas setiap pekerja terletak pada sikap dan tanggung jawab moralnya.