OCDS

SIAPAKAH PARA KARMELIT ITU ?

Ordo Karmel berkembang pada abad ke -13 dari suatu komunitas kecil para pertapa di Gunung Karmel – Israel. Kehidupan mereka berpusat pada Allah, merenungkan Sabda Tuhan dan berjaga dalam doa.Mereka menghormati Elia sebagai bapak rohani mereka. Kapel mereka yang sederhana dipersembahkan kepada Maria. Dari komunitas awam pertapa ini kemudian berkembang menjadi Ordo Karmel perdana. Pada abad ke -16, Ordo Karmel Tak Berkasut didirikan St.Teresa dari Avila. Ia diberikan rahmat untuk mengembangkan panggilan pribadinya yang khusus untuk menghidupi kehidupan doa bagi kebesaran dan kemuliaan Allah, keselamatan jiwa – jiwa dan untuk kebaikan Gereja. Ia berjuang sekuat tenaga untuk mengikuti Kristus yang berdoa seperti yang disebutkan dalam Kitab Suci. St.Yohanes dari Salib, sang guru jalan iman diperkenalkan oleh St.Teresa pada gaya hidupnya yang khusus.

MENGAPA MENJADI SEORANG KARMELIT?

Banyak orang mencari identitas pada suatu komunitas yang mewujudkan nilai – nilai spiritual dan mengikuti jalan tertentu dalam rangka merealisasikan persatuan dengan Allah. Orang sekarang lapar akan nilai – nilai ini karena mereka berada di tengah – tengah dunia yang sangat dipengaruhi oleh kekayaan material ekonomi dan dikendalikan oleh konsumerisme yang merupakan tantangan – tantangan terhadap pengembangan nilai –nilai injili. Setiap orang dapat menemukan dukungan dengan menjadi bagian dari suatu komunitas yang mensharingkan nilai – nilai spiritual yang sama.

APA ITU ORDO KARMEL TAK BERKASUT SEKULIR?

Kaum awam   yang dipanggil kepada intimitas dengan Kristus melalui doa kontemplatif, keterlibatan  dalam kehidupan liturgis Gereja dan suatu kepenuhan semangat Injili sesuai dengan spiritualitas Karmel Teresa.

KAPAN OCDS  MULAI TERBENTUK?

Beato Yohanes Soreth pada tanggal 7 Oktober 1452 mendirikan Ordo Ketiga Karmel Tak Berkasut Sekular, suatu perkumpulan kaum awam yang walaupun menyandang status awam, dapat menggabungkan dirinya kepada Ordo Karmel untuk mempraktekkan semangat dasar Ordo dan berpartisipasi dalam keistimewaan – keistimewaan Ordo. Ordo ketiga sekarang lebih dikenal dengan sebutan Karmel Sekular. Karmel Sekular ini merupakan bagian dari karya kerasulan OCD.

APA TUJUAN BERDIRINYA OCDS ?

Sejak awal berdirinya, Karmel Sekular bertujuan untuk menerima dan membantu kaum beriman yang karena panggilan khususnya hidup di dunia, menghayati Injil dengan diresapi doa kontemplatif, dengan meneladani St.Maria Ratu Karmel serta dijiwai semangat kerasulan menurut contoh dan ajaran para kudus Karmel.

APA DASAR PEMBENTUKAN ORDO KETIGA?

Pembentukan Ordo Ketiga ini didasarkan pada persetujuan Paus Nikolaus V atas permohonan Pater Yohanes  Soreth yang pada waktu itu menjabat Superior Jendral Ordo Karmel Tak Berkasut untuk membentuk Ordo Kedua dan Ordo Ketiga. Persetujuan itu diberikan Paus melalui bullanya “Cum Nulla”. Dengan  demikian  Ordo  Kedua  (para  Suster )  dan  Ordo  Ketiga ( kaum awam ) mempunyai hari kelahiran yang sama.

MENGAPA ORDO KETIGA BERGANTI NAMA MENJADI ORDO KARMEL TAK BERKASUT SEKULIR?

Sebutan Ordo Ketiga merupakan urutan kronologis  setelah Ordo Pertama ( para pastor ) dan Ordo Kedua ( para Suster Kontemplatif). Namun dalam refleksi lebih lanjut  para karmelit  sampai pada suatu temuan bahwa penggunaan kata  “Sekular” lebih tepat karena menurut hakekatnya Ordo Sekular  dimaksudkan untuk melayani cara hidup sekular para anggotanya bukan untuk mengubahnya. Karena itu struktur – struktur formal yuridis ditata seminimum mungkin. Sekular – berasal dari kata Latin  saeculum yang berarti “dunia”. Di dalam dunia inilah Allah ingin  KerajaanNya ( atau karya Kehendak IlahiNya) berkuasa.Jadi, penggunaan kata “ sekular” bukan dalam arti jelek melainkan  dalam arti yang baik.

APA VISI DAN MISI OCDS?

a. Visi

 Kaum beriman (awam) mencapai  kesempurnaan kekudusan (bdk. Mat 5: 48 )

b. Misi

  • Memotivasi kaum beriman untuk bertumbuh dan berkembang dalam hidup rohani berdasarkan kharisma Ordo Karmel Tak Berkasut.
  • Mengembangkan persekutuan persaudaraan di kalangan kaum beriman  berdasarkan  semangat Injil dan dijiwai oleh roh doa kontemplatif dengan  berpedoman pada teladan hidup Bunda Maria dan para kudus Karmel
  • Mempersiapkan para karmelit awam agar mampu membawa kepada dunia kesaksian khusus dari Karmel

JATI DIRI OCDS

  • Anggota Gereja yang setia
  • Terpanggil untuk hidup  dengan iman yang kuat terhadap Yesus Kristus melalui persahabatan dengan Dia yang mencintai kita dan pelayanan kepada Gereja.
  • Berlindung kepada Bunda Maria dari Gunung  Karmel
  • Mengikuti semangat dan teladan nabi Elia
  • Terinspirasi oleh ajaran St.Teresa dari Yesus dan St.Yohanes dari Salib
  • Mendalami komitmen  Kristiani yang diterima dalam pembaptisan

JENJANG – JENJANG  FORMASI

  • Observasi ( Simpatisan )
  • Aspiran  ( 1 tahun )
  • Novis      ( 1 tahun )
  • Janji  Sementara ( 3 tahun )
  • Janji Kekal
  • Formasi yang berkelanjutan ( on going formation )

GAMBARAN UMUM  MENURUT JENJANG FORMASI

  1. Simpatisan

Orang yang merasa tertarik dengan OCDS tetapi masih mengamat – amati sambil mempertimbangkan apakah menjadi anggota atau tetap sebagai simpatisan. Pada  masa ini, simpatisan tidak terikat dan mengikat diri pada aturan Ordo maupun komunitas.

  1. Aspiran

Setelah simpatisan memutuskan bergabung menjadi anggota OCDS, maka ia harus melewati tahap pertama dari proses formasi yaitu jenjang Aspiran. Tujuan  jenjang  Aspiran adalah menjadikan anggota akrab dengan komunitas, cara hidup dan pelayanan kepada Gereja, sesuai dengan cara Ordo Sekulir Karmel  Teresa.

Syarat  menjadi aspiran antara lain : hadir dalam pertemuan komunitas, mengambil bagian dalam program formasi ( kelas ), melaksanakan Ibadat Harian yaitu kewajiban Ibadat Pagi dan Ibadat Sore serta bila memungkinkan melakukan  Ibadat  Malam.

  1. Novisiat

Setelah melewati Aspiran, anggota OCDS memasuki jenjang Novisiat.  Tujuan jenjang  Novisiat adalah  memperkuat tanggung jawab terhadap pembaptisan  bagi pelayanan Gereja menurut semangat  karmeli Teresa serta menyatakan janji untuk berjuang menuju kesempurnaan injili berdasarkan kemurnian, ketaatan dan kemiskinan untuk mencapai kebahagiaan surgawi. Masa novisiat berlangsung selama dua tahun. Persyaratan yang dipenuhi selama  masa novisiat yaitu  hadir dalam pertemuan komunitas, mengambil bagian dalam program formasi (kelas), melaksanakan Ibadat Harian yaitu kewajiban Ibadat Pagi dan Ibadat Sore serta bila memungkinkan melakukan  Ibadat  Malam, melaksakanan doa batin sekurang – kurangnya 30 menit per hari, secara tetap menggunakan Kitab Suci sebagai alat bantu doa, cinta yang mendalam kepada Ekaristi, mengambil bagian dalam retret.

  1. Janji Sementara

Jenjang ini berlangsung selama tiga tahun dan merupakan kelanjutan dari masa novisiat  yang mengarahkan anggota untuk mengucapkan janji kekal. Syarat janji sementara : telah menyelsaikan masa novisiat  dan memiliki kesiapan batin untuk  mengikrarkan janjinya.

     5.   Janji Kekal

Jenjang ini merupakan jenjang yang tertinggi dalam OCDS. Anggota  yang mengucapkan janji kekal, pada saat itu juga  menjadi anggota tetap OCDS. Syarat janji kekal : 1). Melewati tiga tahun masa janji sementara. 2). Merasa sanggup dan siap untuk meningkrarkan janji kekal.

 6.  Pendampingan yang berkelanjutan (on going formation )

Jenjang ini  bertujuan membantu anggota yang sudah mengucapkan janji kekal  agar tetap  menjaga  kelestarian janjinya.

KAPAN OCDS MULAI TERBENTUK DI INDONESIA?

Bertepatan dengan pendirian Komunitas baru di Kupang – NTT, para pastor yang bertugas di tempat ini merasa terpanggil untuk membentuk Karmel Sekular. Pada tanggal 17 Juli 1993 Karmel Sekular dibentuk walaupun dalam keadaan yang masih serba sementara. Pada tahun 1995, OCD Sekular yang terbentuk di Kupang mendapat restu dari pembesar Ordo. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1998, Karmel Sekular dibentuk di Bajawa – Flores – NTT.  

            Pada tahun 2000, OCD memulai pendidikan calon imamnya di Seminari Tinggi St. Paulus – Kentungan – Yogyakarta. Setahun kemudian, tahun 2001 Karmel Sekulir mulai dirintis di Yogyakarta tepatnya di desa Gambuan – Ganjuran – Kabupaten Bantul – DIY.  

            Jumlah anggota OCDS di Kupang , Bajawa dan Yogyakarta sudah mencapai 325 orang. 25  di antaranya sudah mengucapkan janji kekal sedangkan yang selebihnya masih berstatus janji sementara, novis dan aspiran.

KEGIATAN – KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

  • Pertemuan  bulanan
  • Ziarah
  • Bakti sosial
  • Kunjungan orang sakit
  • Seminar rohani

APAKAH ORDO KARMEL TAK BERKASUT SEKULAR DIPERUNTUKAN BAGI SEMUA ORANG?

Tidak, karena ada banyak kurnia Roh Kudus. Karmel Sekulir adalah panggilan khusus Roh untuk menempatkan doa sebagai jantung kehidupan rohani. Doa adalah inti panggilan Karmel. Jika anda ingin menjadi bagian dari karmel sekulir, anda tidak begitu saja menambah dimensi ini pada hidupmu. Usaha itu membutuhkan waktu. Karmel cukup menuntut anda untuk berani berkorban dan menata kembali prioritas – prioritas anda.

ATURAN  HIDUP PRIBADI

Setiap hari harus melakukan :

  • Ibadat pagi, sore dan malam (ibadat penutup) dari buku Ibadat Harian.
  • Setengah jam doa hening
  • Bacaan rohani
  • Perayaan Ekaristi harian, jika memungkinkan.

Pola hidup karmel sekulir secara keseluruhan meliputi :

  • Kesederhanaan hidup menurut semangat Injil
  • Semangat rekoleksi dan doa
  • Devosi kepada Maria Bunda Karmel
  • Semangat kelepasan dan penyangkalan diri
  • Semangat  mengambil bagian dalam Ekaristi pada hari Minggu dan pada hari – hari pesta khusus
  • Kehadiran pada pertemuan komunitas bulanan
  • Ketersediaan waktu untuk hening dan sunyi, jika memungkinkan  membuat retret tahunan

APA YANG TERCAKUP DALAM FORMASI KARMEL ?

Formasi pada dasarnya terarah pada pertumbuhan dan transformasi rohani lebih dari pada informasi. Tulisan – tulisan St.Teresa dan St.Yohanes dari Salib merupakan dasar identitas spiritual kita yang khas. Karena itu kharisma St.Teresa harus  :

  • Dihidupi
  • Dipahami
  • Diinternalisasikan (dibantinkan)

APA YANG SEHARUSNYA DIPERHATIKAN PARA KARMELIT SEKULIR?

Formasi menuntut kemampuan untuk berubah, berkembang dan membuat suatu komitmen pada suatu cara hidup yang khas. Semuanya itu bertumbuh dalam suatu dialog dengan Allah dalam doa. Karena itu para karmelit awam diharapkan dapat memberi kesaksian kepada dunia mengenai keungguloan doa kontemplatif. Ada dua hal pokok yang seharusnya diperhatikan para karmelit awam: Pertama, mereka akan melenyapkan pikiran yang salah bahwa doa kontemplatif hanya untuk para imam dan suster; dan akan menjadi jelas pula bahwa doa kontemplatif atau menikmati kasih Allah kepada kita adalah sesuatu yang dapat dinikmati oleh semua orang. Kedua, pesan ini adalah sesuatu yang dunia modern perlu pelajari dari awam ketika dunia manyaksikan kemanjuran doa di dalam kehidupan mereka.