MENJADI TUHAN 10 HARI (IF I WERE A GOD, I WILL …)
Oleh: RP. Yohanes Bao Toras OCD

Mungkin Anda pernah menonton film Bollywood berjudul God Tussi Great Ho (2008) yang artinya: Tuhan, Engkau Agung. Film ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Arun Prajapati (diperankan Salman Khan) yang dalam hidupnya berusaha untuk menjadi orang yang sukses dan bekerja di stasiun TV. Akan tetapi kesuksesan selalu menghindari Arun. Arun merupakan head officer yang jatuh cinta kepada seorang wanita bernama Alia Kapoor (Priyanka Chopra) yang bekerja di stasiun TV dan menjadi bintang terkenal di saluran TV yang sama. Namun, Arun tidak pernah mampu menjelaskan rasa sukanya kepada Alia. Suatu ketika pria bernama Rocky (Sohail Khan) ditunjuk sebagai pemimpin untuk saluran TV tersebut. Arun mulai gelisah bahwa Rocky kelak akan menggeser posisinya dan mampu memenangkan hati Alia.
Inti ceritanya adalah bahwa setiap apa yang diinginkan Arun selalu saja gagal. Posisi penting yang diimpikannya, ternyata sudah jatuh ke tangan Rocky. Mungkin Dewi Fortuna belum berpihak padanya. Begitu pula ketika ia ingin mendekati Alia, selalu saja Rocky yang menjadi penghalang bahkan saingan beratnya.
Suatu ketika, – sudah jatuh ketimpa tangga lagi – Arun dipecat dari saluran TV itu. Sudah gagal mendapatkan hati Alia, Arun pun kini tidak mempunyai siapapun atau apapun untuk dapat disalahkan. Ia mulai mengeluh kepada Tuhan, tetapi Tuhan pun tidak mendengar doanya. Yang bisa ia salahkan sekarang tentu hanyalah Tuhan (diperankan Amitabh Bachchan) yang selanjutnya Arun temui secara langsung. Baginya, Tuhan sebagai biang keladi ketidaksuksesannya. Tuhan dianggapnya jahat.
Tibalah saatnya Arun diperkenankan untuk bertemu dengan Tuhan secara head to head (tapi bukan mati ya). Sebuah pertengkaranpun terjadi antara Arun dan Tuhan. Arun tak kuasa menerima apa yang menjadi kehendak Tuhan. Pada akhirnya Tuhan memutuskan untuk memberi Arun kuasa atas berbagai hal. Namun kuasa itu hanya berlaku dalam kurun waktu 10 hari lamanya. Tuhan menuntut supaya Arun mampu membuktikan bahwa ia merupakan pengatur dan pemelihara alam semesta yang lebih baik. Arun diijinkan menjadi ‘Tuhan’ dalam waktu 10 hari.
Cita-cita Arun akhirnya terwujud. Ia mendapatkan semua keinginan yang tidak ia peroleh sebelumnya termasuk mendapatkan Alia. Kini ia berjaya. Selain itu, segala sesuatu yang diminta manusia, ia kabulkan (tanpa berpikir😁). Bahkan penjahat pun yang berdoa supaya dibebaskan dari penjara, ia turuti. Rocky, saingannya tanpa disadari, dituruti keinginannya untuk bisa menikahi Alia, padahal pacaran saja belum. Hari demi hari ada-ada saja manusia yang memohon supaya doanya dikabulkan.
Alhasil, Arun juga mulai pusing karena hampir setiap hari, jutaan suara manusia yang memohon doa darinya senantiasa bergeming di kepalanya (kok Tuhan pusing yaa😄). Sang ‘Tuhan PLT’ ini bahkan tidak mempunyai waktu untuk mengabulkannya. Akhirnya Arun mulai mengeluh: “Kok susahnya jadi Tuhan?” Ia harus menghadapi semua persoalan manusia setiap detik dan menit. Ia mulai mengeluh dan akhirnya menyerah menjadi ‘Tuhan’.
Suatu hari sebelum ‘masa berlakunya menjadi Tuhan’ selesai, ia memenuhi semua keinginan manusia. Termasuk saingannya, Si Rocky. Apa yang terjadi? Semua berbanding terbalik. Keinginan untuk mendapatkan Alia malah gagal total. Justru Rocky lah yang mendapatkan Alia, karena saat menjadi ‘Tuhan,’ dialah yang mengabulkannya. Bahkan Rocky dan Alia langsung menetapkan hari pernikahan.
Dalam resepsi acara pernikahan Rocky-Alia, terjadi pertengkaran antara Arun dan Alia. Arun mulai menyalahkan Alia karena ingkar janji. Di tengah pertengkaran, tiba-tiba ada sekelompok penjahat yang merusak acara pernikahan itu. Terjadilah perkelahian. Sialnya … Alia pun akhirnya tewas tertembak penjahat. Ternyata penjahat itu (yang baru keluar dari penjara) adalah orang-orang yang ia kabulkan doanya saat masih menjadi ‘Tuhan.’ Pikiran Arun menjadi kacau dan mulai menyalahkan Tuhan lagi.
Namun dibalik peristiwa itu, ia mulai menyadarinya bahwa kekacauan ini terjadi karena ia yang menjadi biang keladinya. Arun mulai merasa tidak nyaman namun Tuhan mengampuninya dan memperkenankan Arun memulai hidupnya lagi. Arun selanjutnya bertanya kepada Tuhan atas segala sesuatu yang selalu terjadi dalam hidupnya. Tuhan menjelaskan bahwa itu adalah kesalahannya sendiri dan bahwa setiap orang tidak mampu menyalahkan kenyataan yang terjadi dalam hidupnya. Sikap egois manusialah yang menyebabkan penderitaan di dunia ini. Manusia tidak memiliki cinta dan hanya sekadar memuaskan keinginannya saja. Lalu Tuhan membalikkan waktu ke keadaan semula.
Ilustrasi dari karikatur cerita ini sebenarnya mau memberi inspirasi kepada kita bahwa, tidak semua hal yang kita minta kepada Tuhan harus dipenuhi. Tuhan tahu apa yang terbaik dalam hidup kita. Hanya belum waktunya kita harus menggapainya. Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjuang sendiri. Di balik semua peristiwa hidup, ada rahmat dan kebijaksanaan yang tersembunyi.
Yesus berkata: “Carilah dulu Kerajaan Allah, maka yang lainnya akan ditambahkan.” Dengan kata lain, carilah dulu: cinta dan damai sejahtera, pengampunan dan pertobatan, kebaikan dan kebenaran, ketaatan pada ajaran Tuhan, tidak hidup dalam keadaan berdosa maka doa kita yang datang dari niat yang baik, akan dikabulkan Tuhan. Doa bukanlah sarana, doa adalah hidup itu sendiri. Doa seperti jantungnya jiwa, doa seperti nafasnya jiwa.
Dalam Injil Yohanes (10:10), Yesus bersabda: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Kekekalan sudah dimulai di bumi ini, saat Sang Putera Allah turun ke dunia. Itulah rahasia ilahi. Hidup kekal dimulai saat kita mulai berelasi dengan Allah Sang Pemberi Hidup. Kita membutuhkannya setiap detik, setiap menit. Jika doa hanya sarana, maka doa hanya “dipakai” pada saat dibutuhkan. Relasi dengan Allah dalam doa adalah kehidupan rohani kita, nafas yang memberi hidup kepada jiwa kita, kekekalan yang sudah diantisipasi di sini dan saat ini. Semoga Tuhan memberkati. Solo Dios Basta Tuhan saja cukup.
Bjw, 30 Juni 2025