KATEKESE SINGKAT MINGGU PALMA

Oleh: RP. Yohanes Bao Toras OCD

  1. Inti Perayaan Iman Minggu Palma

Makna Teologis Minggu Palma: Mengenangkan Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem. Apa pentingnya Kota Yerusalem (nubuat dan penggenapan).

a. Kota yang penting untuk memenuhi keselamatan yang dijanjikan. Kota Daud dan kota yang istimewa dalam Perjanjian Lama. Yesus menggenapi sejarah keselamatan Allah yg dijanjikan dan dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, bdk. Zak. 9,9: “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”

b. Sebagai kota kediaman Allah. Sebagaimana difirmankan dalam Perjanjian Lama (Zak. 8,3): “Beginilah firman TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan disebut Gunung Kudus.” Allah sendiri yang akan mengerjakan keselamatan dan penebusan itu. Maka Allah yang hadir dalam pribadi Yesus menjadi pokok perayaan keselamatan, pengampunan dan kurban sembelih yang menebus dosa manusia seluruh umat manusia. Kita ingat sewaktu Yesus berbicara dengan Musa dan Elia (Luk. 9, 31). Apa yg dibicarakan adalah tentang kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

  1. Kekhasan Liturgi Minggu Palma

a. Daun Palma

@ Injil Yohanes menyebut daun palma/palem (Yoh 12, 13), tetapi Injil Sinoptik (Mat, Mrk, Luk) menyebut ranting-ranting berdaun. Maka tidak harus atau wajib menggunakan daun palma. Biasanya juga menggunakan ranting-ranting zaitun atau dedaunan lainnya (Direktorium Tentang Kesalehan Umat dan Liturgi, No. 139).

@ Palma menyimbolkan kehidupan, pengharapan dan berkat. NB: Ada pandangan lama yang mengatakan bahwa Daun Palma untuk mengusir roh jahat. Pandangan ini tidak sesuai dengan inti iman Katolik. Dalam Direktorium Loc. Cit. 139, dikatakan: “Daun Palma dan ranting zaitun hendaknya tidak disimpan sebagai jimat, atau demi alasan-alasan magis atau terapis untuk mengusir roh-roh jahat atau mencegah kerasukan yang didatangkan oleh roh-roh jahat ke ladang atau rumah; semua ini dapat menjadi suatu berhala. Daun palma dan ranting-ranting zaitun disimpan di rumah sebagai kesaksian iman akan Yesus Kristus, Raja Mesias, dan akan kemenangan Paskah-Nya.”

b. Perarakan Masuk

@ Perarakan masuk membawa Daun Palma sebagai simbol menyertai Tuhan masuk Yerusalem (simbol), masuk Pekan Suci/Sengsara (suasana), masuk gereja (tempat).

@ Yesus menunggangi keledai melambangkan Raja yang lemah lembut, rendah hati dan penuh belaskasihan yang akan membawa damai bagi semua orang. Ia tidak menyamakan diri dengan raja-raja duniawi yang memakai kuda dan pedang sebagi simbol kekuasaan, keperkasaan, kemewahan (kekayaan) dan kebanggaan dalam berperang. Sebagaimana telah dinubuatkan oleh nabi, “Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.” (Zak. 9:10). Kuda dan pedang diganti dengan keledai dan ranting dedaunan atau Daun Palma, mengiringi Sang Raja masuk Yerusalem.

c. Perubahan Suasana

@ Suasana gembira dan sorak-sorai berubah ketika memasuki gereja. Waktu perarakan lagunya penuh sorak-sorai tetapi waktu di dalam gereja lagunya berubah menjadi lagu-lagu sengsara Tuhan. Waktu kita memasuki Minggu Prapaskah V, kita sudah masuk dalam Minggu Sengsara. Corpus, salib-salib dan patung Tuhan diselubungi kain ungu. Apa maknanya? Dengan penyelubungan salib melambangkan bahwa saat sengsara Tuhan, ke-Allah-an Yesus seluruhnya diselubungi. Dia ingin lebih tampil sebagai manusia yang begitu menderita, mengambil bagian dalam derita kita. Lihat Flp. 2,6-8: “… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

@ Passio/Pembacaan Kisah Sengsara: Diambil dari Injil Sinoptik. Tahun A: Injil Matius, Tahun B: Injil Markus, Tahun C: Injil Lukas. Kalau Jumat Agung selalu dipakai dari Injil Yohanes sepanjang tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *