TEMA-TEMA FUNDAMENTAL SANTO YOHANES DARI SALIB : TODO/NADA (SEGALA / TIADA)

Level-level signifikatif dari Nada

SAN JUAN DE CRUZ

Level-level penting dari Nada harus ditempatkan sesuai konteks sekaligus sasaran dari ziarah rohani San Juan. Level pertama dari “nada” ditemukan melalui perbandingan antara nilai el todo ontologico (Segala ontologis) dan el Todo de Dios (segalanya dari Allah). Komparasi di level pertama dari Nada ini hanya mengafirmasi bahwa “Tiada” pertama-tama memiliki dasar ontologis. Bagi San Juan, Allah adalah kriteria dari semua nilai ontologis. Katanya: “Todas las cosas de la tierra y del cielo, comparados con Dios, nada son….(semua hal dari bumi dan langit, dibandingkan dengan Allah, segalanya bukan apa-apa…(Pendakian Gunung Karmel I,4,3-4).

Pernyataan San Juan di atas, secara tegas bukan merujuk kepada ide nihilismo existensial (Nihilisme eksistensial) dari manusia, melainkan mengarah kepada bagian dari penciptaan, bahwa Allah yang adalah pusat dari semua nilai itu, mencurahkan kepada manusia el Todo, sekaligus absolut.

Level kedua dari Nada adalah level antropologis. Artinya, Nada (tiada) mendasar pada semua ada manusia di hadapan Allah, segalanya. Nada hanya dapat dihayati di dalam diri manusia ketika berhadapan dengan el Todo de Dios. San Juan dengan berani membandingkan ada manusiawi dengan Ada Ilahi. Level ini merangkum aspek manusia sebagai makluk rohani sekaligus intelektual, yang menyatu di dalam jiwa, sebagai prinsip vital, sekaligus nilai bagi dunia, terutama sebagai ciptaan istimewa dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Manusia antropologis memiliki destinasi final di dalam keabadian, di mana jiwa beristirahat selamanya di dalam Allah. San Juan mengafirmasinya: “dan karenanya orang yang mencintai makhluk, tetap serendah mahkluk itu, dan, dalam beberapa cara lebih rendah, karena cinta tidak hanya sama, tetapi masih membuat kekasihnya mencintai apa saja yang dia cintai, karena semua hal di bumi dan di surga dibandingkan dengan Tuhan mereka bukan apa-apa (S I, 4,3-4).

Level ketiga, level metafisis. Ketika San Juan berbicara tentang perbandingan manusia dengan Allah, maka aspek nada dari manusia itu sendiri bernilai metafisis. Tanpa ragu, bahwa pengalaman metafisis dalam konteks San Juan adalah bukan saja buah dari pengalaman rasional manusiawi, melainkan serentak pengalaman hidup spiritual-mistik.

Kristus, Segalanya

Todo (Segalanya) versi San Juan adalah Kristus: “Karena apa yang sudah dikatakan sebelumnya sebagian tentang para Nabi, sudah dikatakan mengenai Segalanya, memberi kita segalanya, yaitu PuteraNya” (S 2,22,4).

Untuk Doktor mistik ini, Segalanya adalah Kristus, menjadi eviden dengan segalanya dari Allah, terintegrasi dalam diri manusia inkarnatif, atau kata yang disukai San Juan “humanizado” (dimanusiakan).
Segalanya dari Allah, terwujud di dalam segalanya di dalam manusia melalui inkarnasi, bersatu dengan aspek tiada. Di sinilah letak relasi antara pribadi itu: Todo dari Allah dan nada dari manusia. Demikianlah, suatu relasi unitif, antara Kristus yang adalah segalanya dan tiada, yang adalah Sabda inkarnatif, Ia dimanusiakan.

Kristus adalah segalanya, karena Dia adalah Putera Allah Bapa, masuk dalam diri manusia dan memiliki kualitas manusia. Dalam diri Kristus, Allah adalah segalanya. Dan Bapa memberi segalanya melalui Kritus. Manusia digerakkan oleh Allah untuk bersatu dengan denganNya, yang selalu dilakukan dalam rupa cinta.

Tetapi inisiatif selalu berasal dari Allah. San Juan mengafirmasinya:” Jika jiwa mencari Allah, Kekasihnya mencari dia jauh lebih lagi” (LlB 3,28).
Manusia menjadi koheren dengan Allah ketika menyadari inisiatif cinta-Nya, sehingga merespon dengan cinta resiprokal. Respon manusia terjadi dalam perang tanpa henti menghapus semua tipe tantangan ketika cinta Allah hendak bersatu dengan Kristus (Todo) . Tantangan manusia, tak lain dan tak bukan, adalah Dosa.

Kebajikan-kebajikan teologal, kunci dari “Nada” sanjuanis

Iman, harap dan kasih adalah kunci untuk memahami doktrin nada di dalam proses hidup rohani San Juan de la Cruz. Kebajikan teologis tersebut mempurifikasi secara radikal potensi-potensi rohani: pengertian, memori dan kehendak. Pengosongan terhadap fakultas spiritual diperlukan untuk dapat diisi oleh Allah, yang kita sebut dengan transformasi progresif di dalam Allah. Penuh di dalam Allah membuat manusia semakin spritual sekaligus menjadi semakin utuh dalam dimensi manusiawinya.

Jadi, Nada San Juan adalah perjalanan menuju ke Todo. Dan hanya di dalam todo, ada kepenuhan, keutuhan dan realisasi. Nada dan todo tidak terpisah satu sama lainnya. Mereka bukanlah antinomi sejauh berangkat dari iman, harap dan kasih kristiani.

Tentu saja, Nada adalah kompas menuju perjumpaan dengan Allah, lebih daripada kebajikan moral lainnya. Nada menyimpan semua dimensi dari ada manusia: mengerti, berpikir, mencintai, mengingat dan mengabdi. Nada adalah nyanyian untuk Todo, di mana syair-syairnya membuat kita menanti penuh harap kedatangan Dia yang kita cintai di dalam setiap kontemplasi kita.

Iman, harap dan kasih adalah kepenuhan dari nada, serentak media pasti untuk peziarahan kita menuju persatuan dengan Allah. Iman membantu kita menghargai akal manusiawi sekalipun ada misteri gelap di dalam pengertian manusia. Pengharapan menuntut komitmen kuat untuk percaya kepada Tuhan, yang memurnikan memori kita untuk bersatu dengan Nya. Kasih menghangatkan hati manusia dengan nyala api untuk terpaut hanya pada Allah, dan memurnikan kehendak manusia supaya mengintimi Allah dengan cinta.

Penutup

Nada dan todo.”Tiada dan Segalanya” bukanlah ide absurd. Juga bukan tema tak terjangkau akal manusiawi. Malahan rasio humanis disuplai oleh cinta ilahi membantu jiwa beranjak stabil dan setia menuju persatuan dengan Allah.

Nada dan Todo sanjuanis adalah pengalaman kita. Fasilitas-fasilitas rohani: doa, kontemplasi, persaudaraan dan pelayanan membantu jiwa kita menyadari “Nada’ dari sesuatu yang kita miliki, bukan masalah nafsu-nafsu tak beraturan saja tetapi sekaligus kualitas spiritual: iman, harap dan kasih tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Todo dari Allah. Jika tujuan kita adalah Todo dari Allah. Maka proses Nada kita berakhir. Nada tak berarti jika diri sendiri adalah destinasinya.

Saatnya kini, bersama San Juan, mata batin kita terus menatap Todo dari Allah, yang menyata dalam Yesus yang dimanusiakan, kendatipun kita sedang menyisir lorong-lorong dalam Noche Oscura, toh ada Todo yang menyinari pekatnya malam. Dia adalah Yesus. Nyala yang tak redup.

P. Abdul, OCD

2 thoughts on “TEMA-TEMA FUNDAMENTAL SANTO YOHANES DARI SALIB : TODO/NADA (SEGALA / TIADA)

  • Mei 15, 2020 pada 1:17 am
    Permalink

    Terima kasih banyak. Mantap

    Balas
  • Mei 24, 2020 pada 1:12 am
    Permalink

    Terima kasih Padre__God bLess

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Markus OCD Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.